Semarakkan Pesta Adat Pidoa’ano Kuri MHA Wabula Sebagai Wujud Syukur Kepada Sang Pencipta

Foto Galampa dan Beberapa Tarian Daerah Wabula (Foto: Gustam Utam)

NARASITIME.com –  Di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara ada bermacam tradisi berusia ratusan tahun yang masih dilestarikan warganya hingga kini. Salah satunya “Pidoa’ano Kuri” yakni pesta  Masyarakat Hukum Adat (MHA) Wabula di Kecamatan Wabula yang digelar sekali dalam setahun sebagai tanda ucap syukur atas hasil bumi terutama kuri atau ubi.

Untuk menyemarakkan pesta adat tahunan Pidoa’ano Kuri MHA Wabula yang dijadwalkan mulai 7-8 Juli 2023, kini gaungnya sudah mulai dirasakan masyarakat. Dari kaum tua hingga muda ikut berperan serta menyebar kegiatan pesta budaya tersebut.

Sejak mulai ditetapkan oleh Lembaga Adat Wabula bahwa pesta adat tahunan Pidoa’ano Kuri Wabula dijadwalkan pada 7-8 Juli mendatang, para penggiat sosial media mulai menyebarkan informasi berupa ajakan untuk ikut berpartisipasi dalam perayaan pesta adat tahunan tersebut.

Bacaan Lainnya

Ada beberapa jadwal pelaksanaan pesta adat tahunan Pidoa’ano Kuri Wabula tersebut. Tanggal 7 Juli akan dilakukan proses “Dupa’ayano Ganda” atau pembukaan dengan memukul gendang bertempat di rumah Parabela Wabula, kemudian dilanjutkan dengan  pembacaan doa di Galampa (Rumah Adat -red).

Selepas doa, kemudian makan malam bersama dengan aneka makanan dan panganan yang ditempatkan di atas wadah khusus yang disebut talam atau nampan.

Isi talam atau nampan biasanya ditutup dengan dulang berlapis kain berwarna cerah didalamnya terdapat nasi yang dibentuk kerucut seperti nasi tumpeng yang dikelilingi aneka lauk-pauk seperti telur, ikan, daging dan bermacam buah antara lain pisang maupun buah-buahan lainnya.

Selain itu, didalam talam juga terdapat aneka kue olahan dari ubi seperti epu-epu dan onde-onde serta jenis panganan lain seperti wajik, cucur, dan kue bolu. Setiap orang kebagian satu talam, tak heran dalam pesta adat ini, jumlah talam yang disiapkan bisa mencapai ratusan.

Selepas makan malam bersama, Pidoano Kuri ini juga diisi dengan sejumlah tarian, seperti Tari Linda yang menggambarkan asal usul kehidupan orang Wabula. Acara hari pertama ini berlangsung sehabis Shalat Isya sampai menjelang Subuh.

Keesokan, tanggal 8 Juli kembali diisi dengan pertunjukan sejumlah tarian berupa tari Linda serta sejumlah tari lainnya seperti Tari Mangaru dan  atraksi pencak silat sebagai acara hiburan sekaligus penutup.

banner 300x250

Pos terkait