Belum juga rumput liar yang menutupi sebagian area spot wisata. Seakan menjadi penghias bagi para pengunjung. Ada kesan kumuh dan tidak terawat, ketika menyambangi spot wisata tersebut.
NARASITIME.com – Wisata Kali Topa yang terletak di Desa Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), nampaknya kini sudah tidak diperhatikan lagi oleh pemerintah daerah setempat.
Beberapa spot di kawasan Permandian Kali Topa sejak dibangun tahun 2020 lalu, hingga hari ini kondisinya justru disebut-sebut makin tidak terawat.
Padahal anggaran pembangunan spot yang kerap ramai dikunjungi warga masyarakat Kabupaten Buton dan luar Kabupaten Buton ini tidaklah sedikit. Pembangunannya bisa mencapai hingga miliyaran rupiah.
Dalam pantauan, wisata Kali Topa saat ini kondisinya malah terlihat semakin kumuh. Bukannya jadi penambah faktor ikonik maupun estetik bagi para wisatawan karena berada di posisi strategis. Sebagaimana yang digambarkan dinas terkait pada saat pembangunannya.
Wisata Kali Topa kini seolah jauh dari gambaran dan terabaikan dari pemeliharaan. Beberapa spot tersebut diantaranya jembatan merah putih, jembatan lingkar, gazebo, bangku taman, ruang mandi, WC, talud pantai, tempat parkir dan jalan masuk.
Belum juga rumput liar yang menutupi sebagian area spot wisata. Seakan menjadi penghias bagi para pengunjung. Ada kesan kumuh dan tidak terawat, ketika menyambangi spot wisata tersebut.
Salah seorang pengunjung yang enggan disebut namanya mengaku menyayangkan dengan kondisi wisata Kali Topa saat ini. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan dan memelihara dengan baik.
“Sangat disayangkan sekali, wisata permandian yang dulunya indah, sekarang malah sudah tidak terurus lagi. Dimana ya pemerintahnya, kok sudah tidak terawat lagi dengan baik,” ujarnya, saat ditemui di Wisata Kali Topa, Kamis (01/8/2024).
“Semoga pihak dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Buton bisa memperhatikan kembali wisata Kali Topa. Ini adalah aset daerah dan olehnya itu harus dikembangkan,” tambahnya.
Ia menambahkan, kalaupun terlihat banyaknya pengunjung pada setiap minggunya, hal itu didasarkan bukan karena fasilitas didalamnya tetapi melainkan di tempat ini airnya bersih dan jernih. Walaupun aliran airnya menyatu dengan air laut tapi airnya tetap tawar dan itu disebabkan banyaknya sumber mata air tawar yang muncul dari celah-celah batu.
Di sisi lain permandian Kali Topa juga memiliki pasir putih, mangrove dan jejeran pohon kelapa yang tumbuh ditengah-tengah. Tentu, pemandangan ini semakin menambah daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kabupaten Buton Rusdi Nudi mengaku yang menjadi faktor utama pihaknya belum melakukan pemeliharaan, rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur pendukung lainnya terhadap pengembangan destinasi wisata adalah minimnya anggaran.
“Terkait dengan pembangunan destinasi wisata Kabupaten Buton dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut, kami mengajukan program pemeliharaan, rehabilitasi, maupun pembangunan tambahan infrastruktur pendukung di destinasi wisata, namun karena keterbatasan anggaran Pemda dalam menyelesaikan beban daerah, kebutuhan Pemilu, pemenuhan kebutuhan dasar dan program prioritas daerah terkait stunting, kemiskinan ekstrim, bantuan sosial, ketahanan pangan dan lain-lain maka pembangunan destinasi berupa pemeliharaan, rehabilitasi, maupun pembangunan tambahan infrastruktur pendukung tempat wisata belum dapat dianggarkan,” ungkap Rusdi Nudi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Meski demikian, kata Rusdi Nudi pihaknya akan mengajukan kembali program pemeliharaan, rehabilitasi maupun sarana infrastruktur pendukung lainnya tersebut di tahun anggaran 2025.
“Adapun beberapa pembangunan infrastruktur tempat wisata yang ada di beberapa desa adalah merupakan upaya desa masing masing di Provinsi, melalui Dinas Pariwisata, Cipta Karya, PU dan Perkim,” tandasnya.