NARASITIME.com – Malaysia, Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Buton (UM Buton) Dr. Edy Nurcahya, S.H., M.H. dan Ketua Program Studi (Kaprodi) Hukum UM Buton Samsul, S.H., M.H. mencatatkan diri sebagai pemakalah di International Conference yang diselenggarakan oleh Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).
Kegiatan ini merupakan ajang internasional yang bergengsi dan menjadi kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan penelitian mereka. Tak hanya itu, dengan kegiatan itu juga, nama Fakultas Hukum UM Buton kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional.
Dekan Fakultas Hukum, Dr. Edy Nurcahya, S.H., M.H., bersama Ketua Program Studi Ilmu Hukum, Samsul, S.H., M.H., tampil sebagai pemakalah dalam International Conference yang diselenggarakan oleh Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Edy Nurcahya mempresentasikan artikel berjudul “Legal Approaches to Consumer Protection in Packaged Food Regulation: Comparative Study of Indonesia and Malaysia”. Paparannya menekankan pentingnya regulasi pangan kemasan sebagai bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen, serta memberikan perbandingan antara praktik di Indonesia dan Malaysia.
“Isu perlindungan konsumen bukan hanya persoalan nasional, melainkan tantangan global. Melalui kajian perbandingan ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan regulasi yang lebih melindungi masyarakat, khususnya dalam industri pangan kemasan,” ungkap Dr. Edy saat diwawancarai seusai presentasi.
Sementara itu, Ketua Prodi Ilmu Hukum, Samsul, membawakan artikel berjudul “Electoral Constitutionalism: A Comparative Study of Electoral Systems in Southeast Asian Countries”. Dalam presentasinya, ia mengulas sistem pemilu di kawasan Asia Tenggara serta menyoroti bagaimana prinsip konstitusionalisme elektoral dapat menjadi tolok ukur kualitas demokrasi di setiap negara.
“Pemilu bukan sekadar prosedur politik, melainkan cerminan komitmen sebuah negara terhadap demokrasi. Dengan membandingkan sistem pemilu di Asia Tenggara, kita dapat belajar dari kelebihan dan kekurangan masing-masing negara untuk memperkuat praktik demokrasi di Indonesia,” jelas Samsul.
Partisipasi dua akademisi UM Buton ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran gagasan, tetapi juga membuka ruang kerja sama riset dan pengembangan akademik dengan berbagai perguruan tinggi di Asia Tenggara.
“Kami bangga bisa membawa nama UM Buton ke forum internasional. Kegiatan ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas penelitian dan memperluas jejaring akademik di tingkat global,” tambah Dr. Edy.
Kehadiran UM Buton dalam forum internasional tersebut sekaligus memperkokoh peran perguruan tinggi Muhammadiyah dalam memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu hukum yang relevan dengan dinamika global.
Prestasi Internasional
Menjadi pemakalah di konferensi internasional seperti USIM Malaysia merupakan prestasi yang membanggakan bagi UM Buton. Dekan dan Kaprodi Hukum UM Buton telah menunjukkan kemampuan akademis dan kontribusi mereka dalam bidang hukum di tingkat internasional.
Meningkatkan Reputasi UM Buton
Partisipasi aktif Dekan dan Kaprodi Hukum UM Buton di konferensi internasional ini dapat meningkatkan reputasi UM Buton sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkualitas dan memiliki kemampuan akademis yang tinggi. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan stakeholder terhadap UM Buton.
Mendorong Kerjasama Internasional
Kegiatan ini juga dapat menjadi peluang bagi UM Buton untuk menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan tinggi lainnya di tingkat internasional. Kerjasama ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di UM Buton.
Dengan demikian, prestasi Dekan dan Kaprodi Hukum UM Buton sebagai pemakalah di International Conference USIM Malaysia merupakan langkah penting dalam meningkatkan reputasi dan kualitas UM Buton di tingkat internasional.







